Sima Tetep Ngangeni!



Suasana Kehangatan di Desa Sima (Foto: Tado)

Berlebaran dikampung halaman merupakan impian banyak para perantau. Mereka rela berdesakan, terjebak kemacetan, bahkan bersabung nyawa di jalan raya. Berdasarkan data rilisan pemerintah di setiap momen mudik, korban tewas kecelakaan lalu-lintas mencapai angka ratusanan orang.

Semarak dan kehangatan lebaran di tanah kelahiran memang tak akan pernah bisa terlupakan, sampai kapan pun, bahkan ada orang yang sengaja cuma ingin merasakan bagaimana rasanya mudik lebaran dengan ikut ramai-ramai mudik ke kampung saudara, teman dan kenalannya.

Tak terkecuali warga Desa Sima, mereka juga ikut meramaikan tradisi tahunan ini untuk merayakan lebaran di kampung tercinta. Desa Sima yang biasanya sepi menjadi semarak, geliat ekonomi mulai terasa, jalanan dipenuhi motor-mobil berplat luar daerah, simbol keberhasilan mengais rezeki di tanah rantau.

Ada fakta yang bisa didapatkan, pada saat mudik lebaran, bahwa walau telah berhasil dan bertempat tinggal di daerah lain tapi tetap saja keinginan untuk merayakan lebaran bersama handai taulan serta sanak saudara menjadi hampir pasti menjadi keharusan.

Ibarat kata, wong cuma sekali setahun, apa salahnya rada repot sedikit toh setelah berada di kampung halaman, segala kesusahan dan rasa capai selama mudik terbayar dengan kehangatan dan suasana kekeluargaan teman dan saudara kita di sana.

Walau ada juga ungkapan-ungkapan, ah sebelum pulang rasanya pengen banget pulang tapi ternyata begitu sampai di kampung tidak ada yang berubah, Sima tetep kaya biasanya, yang berubah mungkin cuma keramaian sekejap selama libur lebaran.

Tapi tetap saja Sima tak bisa dilupakan dan tak akan pernah tergantikan.

Istilahe "SIMA TETEP NGANGENI"

@Simaraya