BUDIDAYA PEPAYA BANGKOK: Laba Jumbo Pepaya Bangkok (1)
Panen Pepaya Bangkok (Antarafoto) |
Siapa tak kenal pepaya bangkok, meskipun bukan buah asli Indonesia, namun pamor pepaya bangkok di
tanah air cukup besar. Ukuran yang besar, kualitas buah yang baik serta harga yang cukup stabil membuat pepaya bangkok dilirik petani untuk
dikembangkan. Dari hasil budidaya ini, omzet puluhan juta bisa
dikumpulkan petani.
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki banyak varietas buah pepaya
yang telah akrab di lidah pecinta buah Tanah Air. Salah satu jenis
pepaya yang menjadi favorit masyarakat Indonesia adalah pepaya bangkok.
Sesuai dengan namanya, pepaya ini berasal dari Thailand. Pepaya ini
mulai diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1970-an dan berkembang pesat
hingga menjadi salah satu primadona buah Nusantara.
Pepaya bangkok memiliki berbagai kelebihan. Pertama,
terletak pada ukurannya yang jumbo alias paling besar dibandingkan
dengan jenis pepaya lainnya. Bahkan, berat satu buah ini bisa mencapai
3,5 kilogram (kg).
Kedua, rasa dan ketahanan buah yang baik. Daging buah pepaya
jenis ini berwarna jingga kemerahan, rasanya manis segar dengan tekstur
keras sehingga tahan dalam pengangkutan. Tidak heran banyak petani buah
yang beralih membudidayakan pepaya ini karena potensi bisnisnya yang
besar.
Ketiga, harga jual pepaya bangkok masih tinggi dan laris,
tak heran jika buah ini bisa dijumpai dengan mudah di pasar tradisional
hingga supermarket.
Andrius Dharma, petani pepaya bangkok asal Sukabumi, Jawa Barat,
mengaku sudah 10 tahun mengembangkan pepaya ini di lahan seluas 1
hektare (ha). Menurutnya, menanam pepaya bangkok membuatnya tenang dari
perasaan was-was jika buah tersebut tidak laku di pasar.
Dia mengaku tak gentar bersaing dengan popularitas pepaya kalifornia.
Alasannya, pepaya bangkok masih digemari masyarakat meski harganya
lebih mahal.
Jika pepaya kalifornia dijual dengan harga Rp 4.500 per buah, pepaya bangkok bisa dijual dengan harga Rp 5.500 per buah.
Meski secara harga lebih mahal, pepaya bangkok memiliki ukuran lebih
besar. Beratnya sekitar 3,5 kg per buah, sementara berat pepaya
kalifornia maksimal hanya 2 kg per buah.
Sekali panen, Dharma bisa memetik hasil sekitar 2 ton pepaya siap
kirim ke para pelanggan yang kebanyakan adalah hotel di kawasan Bandung
dan pasar swalayan di wilayah Jawa Barat. Sebulan, rata-rata omzet yang
diraup Dharma dari usaha ini bisa mencapai Rp 50 juta. "Jadi pepaya
bangkok lebih unggul secara hasil dan harga," ujar Dharma.
Basuki Sutjijanto, petani pepaya bangkok asal Magelang yang telah
mengembangkan buah ini seluas 5.000 meter persegi sejak tiga tahun lalu.
Dia mengaku memperoleh bibit pepaya ini dari wilayah Bandung dan
sekitarnya.
Basuki sendiri bisa menghasilkan 10 ton setiap panen dengan harga
jual minimal Rp 800. Dia menjual hasil panen pepaya bangkok ini ke
sejumlah pasar lokal dengan omzet minimal Rp 8 juta sekali panen.(sumber)
Bersambung
Post a Comment for "BUDIDAYA PEPAYA BANGKOK: Laba Jumbo Pepaya Bangkok (1)"